Peneliti asal Jepang, Keita Tobayashi, kini tengah melakukan penelitian mendalam mengenai peran penting KH. Dahlan Achyad dalam organisasi Majelis Islam A'la Indonesia (MIAI). KH. Dahlan Achyad, yang dikenal sebagai pendiri Yayasan Taswirul Afkar, memiliki pengaruh besar dalam perjalanan sejarah organisasi keagamaan di Indonesia. Yayasan yang didirikannya kini menaungi lembaga pendidikan yang terus berkembang, MI Taswirul Afkar I Surabaya.

KH. Dahlan Achyad bukanlah sosok ulama biasa. Beliau memiliki peran krusial dalam Nahdlatul Ulama (NU), organisasi keagamaan terbesar di Indonesia dan dunia. Sebagai Wakil Rais Akbar pertama NU, peran beliau sangat signifikan dalam membentuk arah gerak organisasi tersebut. Tak hanya itu, pada masa kolonial, KH. Dahlan Achyad juga dikenal sebagai pembimbing ibadah haji, suatu posisi yang sangat dihormati pada masanya.

Lebih dari sekadar tokoh agama, KH. Dahlan Achyad adalah pelopor pendidikan di kawasan Ampel. Melalui pendirian Taswirul Afkar, beliau membawa cahaya pendidikan kepada masyarakat yang kala itu sangat membutuhkan. Warisan ini kini diteruskan oleh MI Taswirul Afkar I Surabaya, sebuah madrasah yang terus berkomitmen untuk membentuk generasi yang berakhlak, berprestasi, dan beraswaja.

Taswirul Afkar saat ini menjadi salah satu lembaga pendidikan yang tidak hanya menjaga tradisi, tetapi juga berinovasi dalam membangun generasi muda yang kompeten. Dengan lokasi strategis yang dekat dengan kawasan wisata religi Makam Sunan Ampel, MI Taswirul Afkar I Surabaya menawarkan lingkungan pembelajaran yang kondusif, dengan program-program pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai Aswaja an-Nahdliyah.

Kehadiran Keita Tobayashi sebagai peneliti luar negeri yang tertarik pada sosok KH. Dahlan Achyad menunjukkan betapa besar daya tarik sejarah dan peran penting yang dimiliki oleh pendiri Taswirul Afkar ini. Data dan informasi mengenai KH. Dahlan Achyad yang tersimpan di arsip Gunseikanbu telah menjadi pusat perhatian dalam penelitian ini.

Bagi keluarga besar Taswirul Afkar, perhatian dari peneliti internasional ini tidak hanya menjadi kebanggaan, tetapi juga menjadi momentum untuk mempromosikan madrasah sebagai lembaga pendidikan yang berakar kuat pada sejarah dan komitmen keagamaan. Taswirul Afkar tidak hanya mempertahankan warisan KH. Dahlan Achyad, tetapi juga terus berupaya untuk mengembangkan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan zaman, sambil tetap memegang teguh nilai-nilai luhur yang telah ditanamkan oleh pendirinya.