Surabaya, 6 Agustus 2024 - MI Taswirul Afkar I Surabaya menggelar acara Parenting bertajuk "Orang Tua Hebat Anak Hebat" dengan menghadirkan narasumber Dr. (Cand) Novia Solichah, M.Psi., Psikolog. Acara ini dihadiri oleh para wali murid dan bertujuan untuk memberikan wawasan mengenai pentingnya peran orang tua, khususnya ayah dan ibu, dalam mendukung pendidikan anak.
Kepala Madrasah, Laily Khumaidiyah, S.Pd.I., dalam sambutannya menekankan bahwa tujuan utama sekolah adalah mencetak generasi penerus Ahlussunnah wal Jama’ah yang berprestasi. "Dengan dukungan orang tua, kami yakin dapat meningkatkan literasi dan prestasi anak-anak sejak dini," ujarnya. Laily juga menekankan bahwa orang tua harus terlibat aktif dalam setiap aspek kehidupan anak, baik di sekolah maupun di rumah, untuk memastikan pendidikan karakter yang seimbang.
Dr. Novia Solichah dalam pemaparannya menyatakan bahwa peran ayah sangat vital dalam kehidupan anak, terutama anak laki-laki. “Anak laki-laki mengidolakan bapak sebagai sosok teladan, sehingga bapak harus peduli dengan pendidikan anak di sekolah, baik itu tentang tugas rumah, pertemanan, maupun curhat anak. Bapak merupakan sosok teladan bagi anak laki-laki,” jelas Dr. Novia. Menurutnya, perhatian dan keterlibatan ayah dalam kehidupan sehari-hari anak sangat penting.
Ia juga menekankan bahwa ayah yang aktif dan peduli terhadap pendidikan anak akan membantu membangun rasa percaya diri dan keamanan emosional pada anak. “Anak-anak yang merasa dekat dengan ayah mereka cenderung memiliki performa akademis yang lebih baik dan memiliki hubungan sosial yang lebih sehat,” tambahnya. Dr. Novia mengajak para ayah untuk lebih terlibat dalam proses belajar anak, baik melalui membantu mengerjakan tugas rumah maupun mendampingi mereka dalam kegiatan sekolah.
Sementara itu, peran ibu juga sangat krusial dalam membentuk karakter anak. Dr. Novia menjelaskan bahwa ibu harus bisa mengontrol lisannya, karena setiap ucapan ibu adalah doa bagi anak. “Masa-masa MI adalah masa menggemaskan yang memerlukan kontrol emosi dari ibu. Ibu harus bisa menjaga ucapannya agar tidak memberikan dampak negatif pada anak,” ujarnya. Ia menekankan bahwa pengasuhan yang baik selama masa MI akan membentuk karakter anak di masa depan.
Dr. Novia juga mengungkapkan bahwa hasil riset menunjukkan depresi pada anak sering kali disebabkan oleh pengasuhan yang tidak baik selama masa kecil, khususnya pada masa-masa MI. “Pengasuhan yang baik akan melukiskan kenangan seumur hidup bagi anak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memberikan pengasuhan terbaik selama anak masih di MI,” jelasnya.
Selain itu, Dr. Novia menyoroti pentingnya komunikasi yang baik antara orang tua dan anak. “Anak-anak pada usia MI memiliki rasa penasaran yang tinggi dan senang bertanya. Orang tua harus siap melayani pertanyaan mereka dengan baik. Anak-anak sering kali bertanya tentang hal-hal yang mungkin dianggap tabu, seperti haid, nifas, atau mimpi basah. Orang tua harus bisa menjelaskan dengan cara yang sesuai agar anak tidak mencari jawaban dari sumber yang tidak tepat,” ujarnya.
Pada sesi tanya jawab, salah satu orang tua, Mama Fasya, bertanya tentang cara berkomunikasi yang efektif dengan anak. Dr. Novia menjelaskan bahwa orang tua harus membuka komunikasi yang nyaman dengan anak. “Ketika anak mengalami masalah, jangan langsung menanyakan tetapi ajak mereka bercerita. Beri mereka kepercayaan dan alirkan emosinya. Jangan membandingkan anak dengan saudaranya,” jawab Dr. Novia.
Dr. Novia juga menekankan bahwa masa MI adalah masa di mana anak-anak lebih mengutamakan titah guru daripada orang tua. “Masa MI adalah masa di mana anak-anak lebih mempercayai guru mereka dibandingkan orang tua. Oleh karena itu, orang tua harus proaktif dalam mendukung apa yang diajarkan di sekolah dan memastikan anak-anak mendapatkan pengetahuan yang benar,” jelasnya.
Fenomena pergeseran kebutuhan anak pada gadget juga dibahas dalam acara ini. Dr. Novia menjelaskan bahwa anak-anak sekarang lebih cenderung menghabiskan waktu dengan gadget mereka, yang dapat mengganggu proses belajar dan interaksi sosial. “Orang tua harus membatasi penggunaan gadget pada anak dan lebih mendorong mereka untuk melakukan aktivitas fisik dan interaksi sosial yang sehat,” sarannya.
Acara ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru bagi para orang tua dalam mendukung dan mengasuh anak-anak mereka agar tumbuh menjadi generasi yang hebat dan berprestasi. Dengan adanya sinergi yang baik antara sekolah dan orang tua, MI Taswirul Afkar I Surabaya yakin dapat mencetak generasi penerus yang berakhlakul karimah dan berprestasi.
Pada akhir acara, Laily Khumaidiyah menyampaikan rasa terima kasihnya kepada para orang tua yang telah hadir dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini. “Kami sangat berterima kasih kepada para orang tua yang telah meluangkan waktu untuk hadir dalam acara ini. Kami berharap kerjasama antara sekolah dan orang tua dapat terus terjalin dengan baik demi perkembangan optimal anak-anak kita,” ujar Laily.
MI Taswirul Afkar I Surabaya berkomitmen untuk terus mengadakan kegiatan-kegiatan yang dapat mendukung peran orang tua dalam pendidikan anak. Dengan demikian, diharapkan anak-anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang unggul, berakhlakul karimah, dan berprestasi di berbagai bidang.
Dengan sinergi yang erat antara sekolah dan orang tua, diharapkan anak-anak MI Taswirul Afkar I Surabaya dapat menjadi generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan berbudi pekerti luhur. Acara Parenting ini menjadi langkah awal yang positif untuk mencapai tujuan tersebut.
Kepala Madrasah, Laily Khumaidiyah, S.Pd.I., dalam sambutannya menekankan bahwa tujuan utama sekolah adalah mencetak generasi penerus Ahlussunnah wal Jama’ah yang berprestasi. "Dengan dukungan orang tua, kami yakin dapat meningkatkan literasi dan prestasi anak-anak sejak dini," ujarnya. Laily juga menekankan bahwa orang tua harus terlibat aktif dalam setiap aspek kehidupan anak, baik di sekolah maupun di rumah, untuk memastikan pendidikan karakter yang seimbang.
Dr. Novia Solichah dalam pemaparannya menyatakan bahwa peran ayah sangat vital dalam kehidupan anak, terutama anak laki-laki. “Anak laki-laki mengidolakan bapak sebagai sosok teladan, sehingga bapak harus peduli dengan pendidikan anak di sekolah, baik itu tentang tugas rumah, pertemanan, maupun curhat anak. Bapak merupakan sosok teladan bagi anak laki-laki,” jelas Dr. Novia. Menurutnya, perhatian dan keterlibatan ayah dalam kehidupan sehari-hari anak sangat penting.
Ia juga menekankan bahwa ayah yang aktif dan peduli terhadap pendidikan anak akan membantu membangun rasa percaya diri dan keamanan emosional pada anak. “Anak-anak yang merasa dekat dengan ayah mereka cenderung memiliki performa akademis yang lebih baik dan memiliki hubungan sosial yang lebih sehat,” tambahnya. Dr. Novia mengajak para ayah untuk lebih terlibat dalam proses belajar anak, baik melalui membantu mengerjakan tugas rumah maupun mendampingi mereka dalam kegiatan sekolah.
Sementara itu, peran ibu juga sangat krusial dalam membentuk karakter anak. Dr. Novia menjelaskan bahwa ibu harus bisa mengontrol lisannya, karena setiap ucapan ibu adalah doa bagi anak. “Masa-masa MI adalah masa menggemaskan yang memerlukan kontrol emosi dari ibu. Ibu harus bisa menjaga ucapannya agar tidak memberikan dampak negatif pada anak,” ujarnya. Ia menekankan bahwa pengasuhan yang baik selama masa MI akan membentuk karakter anak di masa depan.
Dr. Novia juga mengungkapkan bahwa hasil riset menunjukkan depresi pada anak sering kali disebabkan oleh pengasuhan yang tidak baik selama masa kecil, khususnya pada masa-masa MI. “Pengasuhan yang baik akan melukiskan kenangan seumur hidup bagi anak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memberikan pengasuhan terbaik selama anak masih di MI,” jelasnya.
Selain itu, Dr. Novia menyoroti pentingnya komunikasi yang baik antara orang tua dan anak. “Anak-anak pada usia MI memiliki rasa penasaran yang tinggi dan senang bertanya. Orang tua harus siap melayani pertanyaan mereka dengan baik. Anak-anak sering kali bertanya tentang hal-hal yang mungkin dianggap tabu, seperti haid, nifas, atau mimpi basah. Orang tua harus bisa menjelaskan dengan cara yang sesuai agar anak tidak mencari jawaban dari sumber yang tidak tepat,” ujarnya.
Pada sesi tanya jawab, salah satu orang tua, Mama Fasya, bertanya tentang cara berkomunikasi yang efektif dengan anak. Dr. Novia menjelaskan bahwa orang tua harus membuka komunikasi yang nyaman dengan anak. “Ketika anak mengalami masalah, jangan langsung menanyakan tetapi ajak mereka bercerita. Beri mereka kepercayaan dan alirkan emosinya. Jangan membandingkan anak dengan saudaranya,” jawab Dr. Novia.
Dr. Novia juga menekankan bahwa masa MI adalah masa di mana anak-anak lebih mengutamakan titah guru daripada orang tua. “Masa MI adalah masa di mana anak-anak lebih mempercayai guru mereka dibandingkan orang tua. Oleh karena itu, orang tua harus proaktif dalam mendukung apa yang diajarkan di sekolah dan memastikan anak-anak mendapatkan pengetahuan yang benar,” jelasnya.
Fenomena pergeseran kebutuhan anak pada gadget juga dibahas dalam acara ini. Dr. Novia menjelaskan bahwa anak-anak sekarang lebih cenderung menghabiskan waktu dengan gadget mereka, yang dapat mengganggu proses belajar dan interaksi sosial. “Orang tua harus membatasi penggunaan gadget pada anak dan lebih mendorong mereka untuk melakukan aktivitas fisik dan interaksi sosial yang sehat,” sarannya.
Acara ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru bagi para orang tua dalam mendukung dan mengasuh anak-anak mereka agar tumbuh menjadi generasi yang hebat dan berprestasi. Dengan adanya sinergi yang baik antara sekolah dan orang tua, MI Taswirul Afkar I Surabaya yakin dapat mencetak generasi penerus yang berakhlakul karimah dan berprestasi.
Pada akhir acara, Laily Khumaidiyah menyampaikan rasa terima kasihnya kepada para orang tua yang telah hadir dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini. “Kami sangat berterima kasih kepada para orang tua yang telah meluangkan waktu untuk hadir dalam acara ini. Kami berharap kerjasama antara sekolah dan orang tua dapat terus terjalin dengan baik demi perkembangan optimal anak-anak kita,” ujar Laily.
MI Taswirul Afkar I Surabaya berkomitmen untuk terus mengadakan kegiatan-kegiatan yang dapat mendukung peran orang tua dalam pendidikan anak. Dengan demikian, diharapkan anak-anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang unggul, berakhlakul karimah, dan berprestasi di berbagai bidang.
Dengan sinergi yang erat antara sekolah dan orang tua, diharapkan anak-anak MI Taswirul Afkar I Surabaya dapat menjadi generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan berbudi pekerti luhur. Acara Parenting ini menjadi langkah awal yang positif untuk mencapai tujuan tersebut.